KABUPATEN LOMBOK TENGAH, Nusa Tenggara Barat
Festival Bau Nyale adalah festival adat Lombok. Dalam bahasa Sasak, kata “Bau” bermakna menangkap. Sedangkan kata “Nyale” adalah sebutan untuk cacing laut. Dimana cacing tersebut muncul ke permukaan pantai hanya sekali dalam setahun. Festival Bau Nyale biasanya diselenggarakan di bulan ke-10 pada hari ke-20 dalam penghitungan bulan yang ada pada penanggalan tradisional Suku Sasak.
Bau Nyale adalah sebuah tradisi adat warga Lombok suku Sasak yang identik dengan menangkap nyale atau cacing laut. Kebanyakan warga lombok yang melakukan tradisi ini, adalah mereka penduduk Lombok yang berdomisili di bagian selatan, khususnya penganut Wetu Telu. Tradisi ini dikaitkan dengan cerita adat lombok tentang Putri Mandalika yang konon diperebutkan oleh banyak pangeran. Sang putri tidak bisa menentukan pilihannya, dan kemudian akhirnya memutuskan menceburkan diri ke laut.
Selain prosesi penangkapan cacing, festival ini juga dimeriahkan dengan Parade Mandalika. Melibatkan anak-anak dan pemuda desa sekitar. Para orang tua akan mendandani anak-anaknya dengan pakaian tradisional. Sementara itu, salah satu anak perempuan akan didandani dengan sangat cantik. Menggunakan pakaian khas keraton, anak tersebut akan menduduki peran sebagai Putri Mandalika. Tidak semata-mata menjadi parade budaya, para pemeran Putri Mandalika ini akan diberikan hadiah oleh pihak penyelenggara. Inilah yang membuat setiap desa berlomba-lomba menjadikan anak gadisnya menjadi kembang desa.
sumber: TEMPO, datatempo.co/Subekti
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 24 |
Wisata Buatan | 5 |
Wisata Budaya | 9 |
Taman Nasional | 2 |