ATBM Medono

ATBM atau singkatan dari Alat Tenun Bukan Mesin adalah produk kain yang ditenun secara manual, tanpa menggunakan mesin. Produk ATBM membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan kain tekstil yang dibuat dari mesin. Dalam memproduksi selembar kain tenun tangan, perajin membutuhkan waktu rata-rata selama satu pekan. Namun, keberadaannya tetap diminati hingga saat ini oleh segmen pasar tertentu, baik dari dalam maupun luar negeri. Terutama bagi mereka yang memiliki jiwa seni dan kecintaan terhadap kain tenun. Di Pekalongan sendiri cukup banyak industry rumah tangga yang masih mengembangkan ATBM, salah satunya yang banyak kita jumpai di Kelurahan Medono. Kelurahan Medono, di Kecamatan Pekalongan Barat, dikenal sebagai pusat kerajinan tenun tangan ATBM. Pada masala lalu, tenun Medono pernah meraih kejayaan kualitas dan kuantitas produksi, dan penjualannya. Kejayaan itu terjadi pada 20-30 tahun lalu. Upaya untuk meraih kejayaan kembali, pengusaha tenun di sini bersepakat membentuk kampung ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Medono. Bahkan di kelurahan ini yang sudah dicanagkan sebagai desa wisata, telah dibentuk Kelompok Sadar Wisata yang bergerak pada pengembangan potensi ATBM sebagai daya tarik wisata dari Kelurahan Medono. Seiring perjalanan waktu dan dukungan dari pemerintah kota, kejayaan yang pernah pudar itu berhasil direngkuh kembali. Pengusaha tenun mulai meningkatkan produksi, kreativitas dan kualitas. Tenun produksi Medono berani bersaing jika disandingkan dengan tenun dari kabupaten/kota lain. Kain tenun Medono kini juga sangat diminati konsumen. Apalagi produk ATBM kini telah dijadikan sebagai bahan berbagai macam kerajinan dan aksesoris kebutuhan interior seperti gordyn, tirai, penutup lampu, kursi sofa, sajadah dan lain-lain. ATBM Medono menyesuaikan dengan ikon Pekalongan sebagai kota batik, kain tenun tangan hasil produksi di Keluarahn Medono juga didominasi dengan motif batik. Di beberapa industri ATBM Medono, tenun yang dihasilkan sama-sama halus. Motif batik Medono juga beragam serta harga relatif terjangkau. Beberapa pengusaha ATBM bahkan ada yang mengekspor produk-produknya ke luar negeri. Hal ini merupakan bukti bahwa kejayaan produksi tenun Medono kembali diraih.