Pendopo Kabupaten

Kawasan Joglosemar

KABUPATEN JEPARA, Jawa Tengah

PENDOPO KABUPATEN JEPARA

JEPARA FRONT VERANDAH

 

Pendopo berdiri pada tahun 1750 pada masa era Adipati Citro Sumo lll. Beliau merupakan pimpinan pemerintahan ke-23 selama kurun waktu 22 tahun (1730 – 1760). Sedangkan Ayah R.A. Kartini adalah pemimpin pemerintahan ke-31 selama kurun waktu 24 tahun (1881 – 1905). Fungsi dari pendopo sebagai sesembahab/penyerahan upeti pada zaman Dahulu dan pada zaman sekarang digunakan untuk seminar hari jadi atau untuk pertemuan - pertemuan dan juga tempat praktek tradisional. Disini terdapat Soko atau tiang dan lantai yang masih asli. Filosofi tentang soko/tiang besar dan kecil adalah

 

Jepara front verandah was built in 1750 in the era of Adipati Citro Sumo III (the regent). He was the 23rd leader ruled for 22 years (During 1730 to 1760). While R.A. Kartini’s father was the 31st leader ruled for 24 Years (during 1881 to 1905). The function of the front verandah was as the place for the people to submit their tributes / offering for goverment in ancient time. But to day, the fornt verandah used for independence day’s seminars, meetings and for traditional practice / activities. The front verandah has pillars (polres) the big and the small pillars and also it has the original floor bars. The philosophy of the pillars are :

 

 ·         Yang besar harus mengayomi yang kecil.

·         Pendopo bukan milik orang besar saja tetapi rakyat kecil juga memilikinya.

·         Menurut teknisi yaitu sebagai penyeimbang.

 

·      The great and influenced people must protect the little people.

·      The front verandah belongs both the great people and the little people.

·      From the construction side the big and the small pillars made for balance

 

Disetiap pilar bawahnya terdapat besi kecil fungsinya dulu untuk mengikat kendaraan dinas agar tidak lari. Kendaraan dinas dulu yaitu kuda. Disini terdapat Gebyok penyekat berdesain ukiran yaitu Rono Kaputran (rono ukiran yg tdk berlubang) dan Rono Kaputren (rono ukiran yang berlubang). Rono Kaputren dan Rono Kaputran merupakan batas depan aktivitas R.A. Kartini dan beliau hanya dapat mengintip melalui lubang – lubang dari Rono. Pendopo Kabupaten menurut pembagian ruangnya adalah sebagai berikut :

 

Each pillars has a small steel to tied the horse so the horse couldn’t escape. In the ancient time the horse was the inventory vehicle. In the front verandah, there’s a room devider at the front part it called “Gebyok”. The two side of “Gebyok” named Rono Kaputran (with the block Carving) and Rono Kaputren (with the hole carving). Rono Kaputran and Rono Kaputren were the front limit for R.A. Kartini’s activity and she only allowed to peeking through the hole carving of Rono Kaputren. Jepara Front Verandah devided into some areas, as belows :

 

1.      Ruang Paringgitan

Dulunya ruang ini tertutup/blok karena fungsinya berubah jadi sekarang dibuka. Untuk menyambut tamu. Disebelah Kiri ruang Bapak Bupati dan sebelah Kanan bapak sekwilda. Disini terdapat Macan Kurung pertama kali dibuat oleh Singo Wiryo. Macan kurung dibuat dari sebongkah kayu utuh tanpa ada sambungan sedikitpun. Terdapat beberapa filosofi mengenai macan kurung adalah

·         Singa digambarkan sebagai orang besar, orang besar apabila bersalah maka harus dipenjara.

·         Mengisahkan bahwa macan itu adalah RA.Kartini yang walaupun dia anak bupati dia harus tetap dipingit dan menunggu lamaran tiba

 

Paringgitan Room

This room was blocked / closed and to day the function has changed so now the room is opened. It is to welcome the guests. On the left side of paringgitan room is the regent’s room and on the right side is the district secretary room. Theree’s also “Macan Kurung” made by Singowiryo. Macan kurung made from a whole wood without any patches. Some philosophies from “Macan Kurung” are :

·         Everybody who makes mistakes, they have to be punished. No matter the great / influenced people or little people. If they are guilty, they have to be in prison.

·         It describes kartini that she was the royal daughter, but she had been restricted, she couldn’t do anything until her marriage proposal.

 

2.      Ruang Transit tamu - tamu penting / dipergunakan untuk menerima tamu terbatas. Tempat / ruangan ini dulu dipergunakan untuk berkumpulnya keluarga RA Kartini. Disini terdapat relief yg terbuat dari kayu utuh.

 

The Transit guest room It is the room for the important guests or for welcome the limited guests. It was used as Kartini’s family gathering room in this room, there’s a reliefs made from the whole wood.

 

3.      Kemudian kita terus masuk ruangan tidur RA Kartini “waktu kecil” (sebelum menginjak dewasa/dengan ayah, garwo padmi dan saudara – saudaranya), ruangan ini dulu terdapat 4 (empat) kamar, yang kelihatan penyekat / batas bekas dinding.

·         Kanan belakang dlunya tempat tidr RA.Kartini bersama saudara2 perempuan.

·         Kiri belakang tmpt tdur saudara laki-laki RA.Kartini.

·         Kanan dulunya tempat tidur ayah kartini (Bapak Bupati)

·         Kiri dulunya tempat tdur dari garwo padmi.

Untuk sekarang Ruang ini difungsikan untuk menjamu tamu / ruang makan.

 

Then we come to kartini’s bedroom. This was the room for kartini before she became an adult. The room devided into four rooms, for little kartini, her father, the empress and kartini’s brother and sisters. The room devision are :

·         The right back room was kartini and her sister’s bedroom.

·         The left back room was kartini’s brother bedroom.

·         The right room was kartini’s father (Mr Regent’s) room.

·         The Left rom was the empress bedroom

 

4.      Ruang Pingitan

Ruangan yang berukuran 3 x 4 meter, kamar R.A. Kartini dipingit. Pengertian dipingit tidak di ruangan ini terus, boleh keluar tapi dengan batasan depan ada rono dan belakang ada tembok yang tinggi, dan pengertian dipingit adalah menunggu lamaran dari pria yang tidak dikenalnya. Di depan ruang pingit ini dulu untuk ruang makan keluarga R.A. Kartini. R.A. Kartini dipingit pada umur 12 tahun sampai 16 Tahun. Diruangan ini R.A. Kartini membaca dan menulis surat untuk sahabat sahabatnya diluar sana.

 

Pingitan Room (Kartini Restricted Room)

This 3 x 4 meters sized room was kartini’s resticted room. “Pingitan” or restriction doesn’t mean she couldn’t go out from her bedroom. But she allowed to do her activities around the backyard high wall untill Rono Kaputren (The front limit of her moving space). The meaning of restriction was to limit her moving space and her activities until her marriage proposal. In front of her bedroom was her family’s dinner room. Kartini had been restrictied from the age of 12 until 16 years old. In her restrictied room kartini spent her time to read and wrote the lettes to her foreign best friends abroad.

 

5.      Ruang belakang (serambi belakang pendopo)

Pada ruangan ini pintu dan jendelanya masih asli peninggalan zaman dulu, dan di ruangan ini dulu R.A. Kartini bisa mewujudkan salah satu perjuangannya yaitu mendirikan sekolah wanita. Di belakang kelihatan bangunan memanjang itu adalah dapur umum, yang pada masa RA Kartini bisa dipergunakan untuk memberi pelajaran ketrampilan (memasak). Di depan dapur umum ada dua pohon bunga kantil kegemaran RA Kartini.

 

The Back Room (The Back Porch)

This room has the original doors and windows as the heritage of the ancient time. In this room kartini made her her struggle come true by built the women’s school. The long shaped building at the back side was the public kitchen where Kartini taught the cooking skils. In the front of the public kitchen there are two “Kantil Trees” (Kantil was kartini’s favourite flower)

 

6.      Kemudian kelihatan tembok tinggi dan dua pintu (regol) yang dulu dijaga punggawa adalah batas belakang pada saat RA Kartini dipingit. Untuk menjaga keamanan, tembok ini sekarang ditutup.

 

Next One is the high wall with the back gate called “Regol” door. It was guarded by the regency guards in the ancient time. The gate was as the limit for kartini’s activities area. To day the gate is closed for security reason

 

7.      Bangunan di sebelah Pendopo

Dulu adalah untuk pesanggrahan ibu kandung RA Kartini (MA Ngasirah) dan yang sekarang untuk kerja (Sekretariat Dharma Wanita), pada masa R.A. Kartini dijadikan ruangan untuk membina pengrajin ukir.

 

The building next to the front verandah

This building was kartini’s real mother’s private house. She was M.A. Ngasirah. The to day’s Dharma wanita (women’s Organization) Secreatariat building was the place for carving training in kartini’s era

 

R.A. Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Menikah pada tanggal 12 november 1903. Meninggal pada tanggal 17 september 1904.

 

R.A. Kartini was born on April 21st 1879. She got married on November 12th 1903 and she passed away on september 17th 1904

 

Beberapa gambar mengenai "PENDOPO KABUPATEN JEPARA" :



Destinasi lain di Kawasan Jawa Tengah


Koordinat: -6.5909, 110.6680
Destinasi di Sekitar

KategoriJumlah
Wisata Alam58
Wisata Buatan30
Wisata Budaya46
Taman Nasional2
  • Share Via

Destinasi di Sekitar


Wisata Alam
Wisata Buatan
Wisata Budaya
Taman Nasional