KABUPATEN BANYUMAS, Jawa Tengah
Pemandian Kalibacin ini merupakan obyek wisata husada karena pengunjung yang datang selain berekreasi juga dapat berobat. Disebut Kalibacin karena airnya berbau kurang sedap namun karena kandungan belerangnya tinggi sehingga mampu mengobati berbagai macam penyakit kulit, syaraf dan tulang/rheumatic. Sehingga dianjurkan bagi anak-anak untuk mandi dikolam renang karena disamping berendam dalam air belerang juga sambil berolah raga sehingga bagus untuk masa pertumbuhan dan pembentukan tulang yang kuat. Obyek wisata ini terletak sekitar 17 kilometer arah selatan kota Purwokerto tepatnya di desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo. Berdekatan dengan wisata Kalibacin terdapat obyek wisata Bendung Gerak Serayu. Bagi pengunjung yang ingin membeli oleh-oleh dapat membeli ikan lembutan goring yang dijajakan sepanjang sungai Serayu.
Menurut sejarah, obyek wisata Husada kalibacin ini sudah banyak dimanfaatkan orang sejak zaman pasirluhur (Abad 15), tepatnya adalah ketika Pasirluhur dibagi lima yaitu satu bagian (4 Desa Pasir sekarang) adalah daerah Mancagangsal yaitu wilayah pemutihan yang mendapat tugas khusus untuk merawat pusaka dan makam kerabat keratin yang ada di Pasirluhur, dimana wilayah ini diberikan kepada putra Adipati Pasirluhur yang terakhir yaitu Pangeran Perlangon uang bernama Pangeran Langkap, dan empat desa perdikan yang diberikan kepada empat keponakan Adipati Pasirluhur (Pangeran Pelangon) yang salah satunya bernama Ki Bonjok. (Tiga orang lainnya masing-masing bernama Ki Gede Sule, Ki Gumingsir dan Ki Ambilangu).
Sebelum Bonjok berkuasa di wilayah itu (sebagai Desa Perdikan) tempat itu sudah dikenal banyak orang dengan nama “Gua Teleng” namun belum dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Setelah Ki Bonjok berkuasa di situ dan “Gua Teleng” banyak dimanfaatkan banyak orang untuk mengobati berbagai macam penyakit kulit, maka “Gua Teleng” berganti nama dengan nama yang baru yaitu “Tuk Semingkir” karena berbagai macam penyakit setelah mandi di mata air ini segera sembuh. (semingkir artinya pergi/ hilang/ sembuh).
Satu dua orang sembuh karena mandi di sana tidaklah mampu membuat tempat itu dikenal banyak orang, namun setelah banyak orang sembuh karena mandi disana, maka tempat itu lalu banyak dikenal orang berkunjung untuk berobat disana. Orang sakit kulit, mandi disana kemudian sembuh, orang skait tulang, mandi disana kemudian sembuh, orang sakit syaraf, mandi disana kemudian sembuh, orang sakit mata, mandi disana kemudian sembuh, pokoknya berbagai penyakit dapat sembuh kalau mandi disana.
Dizaman Martanegara memerintah disana, datanglah seorang Mubaligh dari Demak menyebarkan agama islam. Snag Mubaligh tersebut bermukim di sekitar Tuk Semingkir untuk memudahkan mengambil air wudhu dan keperluan lainnya. Setelah sang Mubaligh pergi, maka tempat itu dikeramatkan orang sebagai petilasan wali. Sedangkan pakaian dan barang-barang lainnya berupa tulisan-tulisan di daun lontar, terbang, rebana, ombak dan lain-lain yang ditinggal sang Mubaligh disimpan di Balai Malang yang letaknya hanya sekitar 200 M dari Tuk semingkir.
Sejarah terus ditulis dan sampailah pada angka tahun 1830 Pemerintah Hindi Belanda menguasai Banyumas (Kabupaten Banyumas dibentuk oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 1 November 1830). Diam-diam para pejabar yang berkuasa waktu itu tertarik akan apa yang terjadi di Tuk Semngkir. Banyak orang dengan berbagai penyakitnya berkunjung ke situ. Setelah diadakan penelitian ternyata mata airnya tidak mengandung gas yang berbahaya bagi kehidupan manusia, justru mengandung mineral yang antara lain : belerang, kapur, garam, soda, minyak tanah, logam-logam seperti besi, tembaga, perak dan bahkan juga emas meskipun kadarnya sedikit kecil. Maka pada tahun 1982 dibangunlah pemandian itu, dan dibuka untuk umum oleh Raden Dipowinoto (Wedono Banyumas).Bangunan tersebut menggunakan bahan dari kayu, bamboo dan beratap dari welit, berdiri di atas tanah yang berstatus Guvernement Ground (G.G).pada waktu itu juga diadakan pembangunan berupa perluasan belik mata air menjadi seperti sebuah sendnag, kemudian juga ditanami pohon beringin. Sejak saat itu “Tuk semingkir” berganti nama menjadi “Tamba Wringin Tirta Hoesada” yang berarti air pengobatan. Dengan telahdibukanya tempat itu untuk umum, maka dengan itu pula dan untuk yang pertama kalinya, yaitu tahun 1982 di Kabupaten Banyumas telah berdiri satu obyek wisata pengobatan tertua dengan nama “Tamba Wringin Tirta Hoesada”.
Pada tahun 1909 berkenaan dengan hari kelahiran (Hari Ulang Tahun) putrid Yuliana, Putra Nalendra Praja Netherland, tempat itu dibangun permanen dengan biaya dari Negara, adapun sebagai pemimpin pembangunan tersebut adalah Raden Danusubroto (Wedana Banyumas) Secara Bertahap.
Setelah kamar mandi yang paling timur selesai dibangun, yang pertama kali siram (mandi) disitu adalah kanjeng sunan Pakubuwono X. Pendirian pemandian Kalibacin diabadikan dalam sebuah prasarti yang dibuat tahun 1892 oleh R. Dipowinoto. Prasasti ditulis dengan huruf dan bahasa jawa, berbentuk tembang dandanggula, terdiri dari 45 baris yang terdiri menjadi 2 bidang, masing-masing berisi 23 baris dan 22 baris.
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 58 |
Wisata Buatan | 30 |
Wisata Budaya | 46 |
Taman Nasional | 2 |