Ritual Adat Ma'nene

Tana Toraja dikenal memiliki ragam budaya dalam menghormati leluhurnya, bagaimana masyarakatnya mempunyai pandangan terhadap kematian dengan upacara adat kematian yang digelar. Selain upacara Rambu Solo,  Upacara kematian yang diselenggarakan secara meriah dan menghabiskan dana yang cukup besar itu memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun asing. Upacara adat lainnya adalah ritual adat Ma'nene.Ritual ini merupakan kegiatan membersihkan jasad para leluhur yang sudah ratusan tahun meninggal dunia.Walaupun sudah tidak banyak yang melakukan ritual ini, tapi di beberapa daerah seperti Desa Pangala dan Baruppu atau masyarakat yang bermukim di sekitar pegunungan Sesean masih melaksanakannya.

Prosesi dari ritual Ma'Nene dimulai dengan para anggota keluarga berkunjung ke Patane untuk mengambil jasad dari anggota keluarga mereka yang telah meninggal. Di Patene, mayat moyang (leluhur) mereka yang telah berumur ratusan tahun tersimpan dalam keadaan utuh, karena sebelumnya diberi bahan pengawet. Lalu, setelah jasad dikeluarkan dari kuburan, kemudian jasad itu dibersihkan.Pakaian yang dikenakan jasad para leluhur itu diganti dengan kain atau pakaian yang baru.Biasanya ritual ini dilakukan serempak satu keluarga atau bahkan satu desa, sehingga acaranya pun berlangsung cukup panjang.Setelah pakaian baru terpasang, lalu jenazah tersebut dibungkus dan dimasukan kembali ke Patane.Rangkaian prosesi Ma'Nene ditutup dengan berkumpulnya anggota keluarga di rumah adat Tongkonan untuk beribadah bersama.

Ritual ini biasa dilakukan sebelum musim tanam dimulai atau sesudah memotong padi, yang hasil panennya digunakan dalam prosesi tersebut, kira-kira di bulan Agustus akhir. Pertimbangannya karena pada umumnya para keluarga yang merantau ke luar kota akan pulag ke kampungnya, sehingga semua keluarga dapat hadir untuk melakukan prosesi Ma'Nene ini bersama-sama.

Sumber: TEMPO, datatempo.co/Hariandi Hafid