KOTA TIDORE KEPULAUAN, Maluku Utara
Sowohi Sabati bersama Marganya
Tempat : Gurabunga, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara
Waktu : 4 hari / 15 – 18 Oktober 2018
ORO BARAKATI, sebutan lain dari BONOFO SOWOHI (Pelantikan Kepala Adat) adalah sebuah tradisi dan
adat ritual yang sifatnya wajib dilakukan oleh anak cucu Sabati (nama salah satu dari 5 kelompok adat
di Gurabunga, Tidore) setelah Sowohi lama wafat dan setelah Sowohi baru diangkat secara adat dan tradisi ritual.
Tradisi / Adat Ritual ORO BARAKATI yang akan dilaksanakan nanti,
memuat sejumlah rangkaian kegiatan ritualnya. Berikut rincian rangkaian kegiatan berdasarkan waktunya :
1 - Hari Senin, 15 Oktober 2018 :
persiapan di seluruh bagian dalam maupun luar rumah, termasuk
alat-alat yang akan dipakai dalam ritual.
anak cucu marga lain yang berdomisili di kelurahan Gurabunga membawa persembahan
berupa 1 buah tupa (wadah tradisional berisikan sejumlah sirih, pinang, rokok tradisiol
dan uang), beras, minyak kelapa, telur ayam kampung, 1 atau 2 ekor ayam jantan.
Bahan-bahan tersebut di bawa masuk ke dalam rumah adat, kemudian diterima oleh Sowohi
Sabati dengan tata cara adat pula. Dan selanjutnyaakan diproses oleh yaya goa
(panggilan hormat bagi wanita paruh baya) menjadi makanan (sajian) adat ritual.
hanya sekilas (kurang lebih 30 menit) untuk memulainya acara. Tifa (alat musik pukul)
dibunyikan disertai salai jin (tarian sakral dimana pelakon diluar kesadaran dirinya,
pelakon telah kemasukan dan dikendalikan oleh roh halus). Dilanjutkan dengan
kegiatan adat / tradisi KABATA untuk menumbuk beras menjadi tepung. Kegiatan adat ini
berlangsung hingga Selasa Pagi (Tanggal 16).
para wanita paruh baya) sibuk memproses tepung beras hasil dari KABATA
menjadi berbagai jenis makanan khas / adat yang kemudian disajikan
sebagai bahan utama dalam ritual. Kegiatan ini berlangsung hingga sore.
gole woka (peralatan yang terbuat dari daun palem kering sebagai pengganti pedang dan
tombak waktu salai jin) di tangan kanan, salawaku (tameng tradisional) di tangan kiri.
Diiringi bunyi tifa bertalu dan bersahutan, dipadu merdunya bunyi gesekan rebab, sesering
gongdibunyikan mengiringi derap gerak kaki dan ayunan tangan para pelakonsalai yang
sudah dalam kendali roh halus, nampak bergelora melakoni salai.
rumah adat, sejumlah tetua adat menyiapkan berbagai macam kebutuhan untuk
melaksanakan JIARAH (perjalanan sakral) ke tempat keramat. Tifa tetap saja berbunyi, salai
pun tak henti.
kembali dilakoni hingga pada waktu shalat Ashar.
lebih jam 10 malam dan dilanjutkan Ritual RORA SOWOHI (menghibur sowohi) dengan lirik
moro-moro (nyanyian adat) yang mendendangkan tentang syahdunya pelaksanaan ritual
adat, syahdunya cinta antara anak adam dan sang khalik) merupakan sebuah lantunan syair
poitik yang kedengarannya indah dan menarik sekali bagi yang paham. Ritual Rora Sowohi,
yanyian bertuah ini didendangkan hingga menjelang waktu subhu (Kamis Pagi).
piring dan akan dicicipi oleh orang-orang tertentu setelah pelaksaan doa ritual oleh
Sowohi dan Pandita (sebutan imam dalam adat) yang disaksikan oleh papa se tete(roh
halus para auliya dan anbiya yang masuk ke dalam orang-orang tertentu)
melakukan perjalanan sakral (jiarah) ke tempat Keramat (kurang lebih 3 km) untuk
melakukan ritualkhusus. Sebelum keluar dari rumah adat menuju tempat keramat, sowohi
gam dan sowohi sabati bersama anak cucu melakukan sekilas ritual khususdalamkamar
puji (ruang khusus dalamrumah adat, selanjutnya rombongan melangkah keluar dari pintu
diantar dengan kalimatshalawat Nabi. Di saat itu pula, tifa dibunyikan, salai pun dilakoni
hingga rombongan kembali ke rumah diperkirakan jam 10.
kembali ke rumah adat disambut meriah dengan salai maku toti (tarian sakral bergaya
perang). Para pelakon sudah di luar kesadaran dirinya (sudah dalam kendali roh halus),
bunyi tifa bertalu-talu, dentuman gong pun sesering terdengar di selah ramainya
penjemputan, merdunya bunyi gesekan rebab pun turut menghiasai suasana sekejap itu.
Sowohi baru Sabati dibawa ke kamar puji dalam rumah adat, dan segera duduk di kursi
Yang telah dialasi kain putih bersih, seluruh anak cucu kemudian datang seraya bertekuk
lutut mencium kaki sowohi barunya, di saat itu pula sowohi meletakkan tangan kanannya
di atas kepala setiap anak cucu yang datang ORO BARAKATI (Meminta Berkat/minta
diberkati).
SOWOHI SABATI telah sah secara adat dan tradisi sebagaimana sowohi-sowohi terdahulu,
telah berlisensi melaksanakan tugas – tugas pokok dalam adat ritual untuk menaungi marga Sabati,
kampung dan negeri Tidore umumnya.
SEKIAN
Transportasi : Dari bandara Sultan Babullah, Ternate menggunakan transportasi darat ke Pelabuhan Bastiong,
menggunakan speed boat / motor kayu menuju Pelabuhan Rum, Tidore dalam waktu tempuh 5 menit dengan
biaya Rp. 10. 000 / orang. Lanjut lagi dengan menggunakan transportasi umum : angkot, ojek ataupun carteran
dalam waktu tempuh kurang lebih 30 menit mencapai Desa Gurabunga.
Akomodasi : Telah tersedia sejumlah home stay sederhana, Rp. 100.000 / single dan Rp. 150. 000 /
double,plus gratisan makanan / minum. Bagi tamu yang hadir ke tempat acara akan disuguhi teh / kopi beraroma rempah alami.
Catatan : 1. Setiap rangkaian Ritual dilarang ambil gambar.
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 27 |
Wisata Buatan | 4 |
Wisata Budaya | 7 |
Taman Nasional | 2 |