KOTA BANDUNG, Jawa Barat
Museum Sri Baduga merupakan salah satu tempat wisata bersejarah yang ada di kota Bandung yang juga memiliki nilai pendidikan sehingga cocok sekali apabila dijadikan destinasi wisata untuk keluarga maupun grup sekolah. Museum Sri Baduga terletak di ruas Jalan B.K.R. 185 Tegallega dan berhadapan dengan Monumen Bandung Lautan Api. Museum Sri Baduga mengadaptasi nama Raja Pajajaran yang paling terkenal di abad ke 16 masehi yaitu Sri Baduga Maharaja atau lebih dikenal dengan nama Prabu Siliwangi. Mari sedikit membahas sejarah mengenai Prabu Siliwangi, Prabu Siliwangi mengawali pemerintahan zaman Pasundan dan memerintah selama 39 tahun (1482 – 1521). Pada masa inilah Pajajaran / Pakuan mencapai puncak perkembangannya. Bangunan Museum berbentuk bangunan suhunan panjang dan rumah panggung khas Jawa Barat yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern; bangunan aslinya tetap dipertahankan dan difungsikan sebagai ruang perkantoran. KOLEKSI MUSEUM Museum Sri Baduga memiliki koleksi dari jenis koleksi Geologika (menampilkan segala hal yang berkaitan dengan bentukan alam seperti fosil dan batuan), Biologika (menampilkan segala hal yang berkaitan dengan rangka manusia, hewan maupun fosil tumbuhan), Etnografika (menampilkan segala hal yang berkaitan dengan benda – benda hasil budaya manusia dan merupakan identitas suatu etnis), Arkeologika (menampilkan segala hal yang berhubungan denganbenda – benda peninggalan dari kurun waktu prasejarah sampai masuknya pengaruh Barat), Historika (menampilkan koleksi benda sejarah dari mulai masuknya pengaruh Barat samapi sekarang), Numismatika/Heraldika (menampilkan koleksi mata uang atau alat tukar), Filologika (koleksi naskah kuno), Keramik, Seni Rupa dan Teknologi tidak kurang sebanyak 5.367 buah koleksi; terbanyak adalah koleksi rumpun Etnografika yang berhubungan dengan benda-benda budaya daerah. Penyajian koleksi ditata sedemikian rupa dan diupayakan agar wisatawan dapat memperoleh gambaran tentang perjalanan sejarah alam dan budaya Jawa barat, corak dan ragamnya, serta fase-fase perkembangan serta perubahannya. Pengelompokannya dibagi menjadi; lantai satu merupakan tampilan perkembangan awal dari sejarah alam dan budaya Jawa Barat. Dalam tata pameran ini digambarkan sejarah alam yang melatarbelakangi sejarah Jawa Barat, antara lain dengan menampilkan benda-benda peninggalan buatan tangan dari masa Prasejarah hingga jaman Hindu-Buddha. Selanjutnya di lantai kedua meliputi materi pameran budaya tradisional berupa pola kehidupan masyarakat, mata pencaharian hidup, perdagangan, dan transportasi; pengaruh budaya Islam dan Eropa, sejarah perjuangan bangsa,dan lambang-lambang daerah kabupaten dan kota se-Jawa Barat. Adapun lantai tiga, memamerkan koleksi etnografi berupa ragam bentuk dan fungsi wadah, kesenian, dan keramik asing. Selain melihat benda – benda sejarah peninggalan masyarakat Sunda, para wisatawan juga dapat mengunjungi auditorium museum yang digunakan sebagi sebuah ruangan audio visual, dan pertunjukan berbagai macam kesenian Jawa Barat baik itu tradisional maupun yang sekarang sedang berkembang. PERPUSTAKAAN MUSEUM Bagi wisatawan yang belum puas menggali informasi mengenai sejarah benda – benda peninggalan yang terdapat di ruang display dapat memuaskan rasa ingin tahunya dengan berkunjung ke perpustakaan yang disediakan oleh pihak museum. Koleksi buku yang beragam serta jumlahnya yang sangat memadai dapat menjadi salah satu referensi bagi wisatawan yang ingin menikmati sisi lain dari Museum Sri Baduga. oleh. Eriek Nurhikmat
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 20 |
Wisata Buatan | 23 |
Wisata Budaya | 55 |
Taman Nasional | 3 |