Pantai Puntondo

Sekitar 200 meter melewati gerbang, saya pun disuguhi pemandangan yang indah. Berupa rumah-rumah dengan arsitektur khas sulawesi utara. Pihak PPLH sendiri mendatangkan bangunan rumah tersebut dari Kota Minahasa Sulawesi Utara untuk dijadikan bungalow. Sementara bangunan restoran dan asrama memiliki arsitektur khas Makassar yang dipadukan gaya arsitektur eropa.  

Rumah-rumah ini terdiri atas penginapan, asrama, restoran, perpustakaan, dan Putondo-takalarruang pertemuan yang dihubungkan dengan jembatan yang terbuat dari kayu. Hampir semua kamar mandi di sini tak beratap sehingga berasa seperti mandi di sumur umum. Untuk diketahui, sebelum benar-benar menikmati pemandangan di tempat ini kita perlu menemui petugas reservasi untuk mengetahui aturan dan biaya yang harus dikeluarkan. Untuk tarif masuk ke lokasi pengunjung hanya membayar Rp 15.000 termasuk mendapat sajian kopi atau teh hangat serta satu porsi keripik rumput laut. Sementara untuk bungalow pihak PPLH memasang tarif Rp. 400.000 hingga Rp.500.000 per bungalow.

Selaian bungalow, di PPLH Puntondo juga menyiapkan asrama untuk rombongan yang akan melakukan wisata sekaligus penelitian, per kamar mereka memasang tarif Rp.75.000 per orangnya. Harga tersebut tergolong murah dibanding dengan fasilitas serta ilmu pengetahuan yang dapat kita peroleh di dalam PPLH yang memiliki luas sekitar 5 hektare ini.

Di lokasi PPLH, pengunjung diwajibkan untuk ikut serta menjaga kebersihan pantai dan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, bahkan kita harus memilah dulu sampah organik dan sampah non-organik lalu membuangnya ke tempat yang sudah disediakan.

PPLH Puntondo mencoba untuk melindungi beberapa daerah dengan kondisi terumbu karang yang masih baik di Puntondo, dengan program Daerah Perlindungan Laut. Program ini bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk bersama melindungi dan menjaga terumbu yang masih ada.

sumber: berakhirpekan.com, ksmtour.com