Masamper

Kawasan SULAWESI UTARA

KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, Sulawesi Utara

Sejak zaman dahuulu, sebelum masuknya agama Kristen dan Islam, masyarakat suku sangihe talaud sudah memiliki tradisi menyanyi , karena pada masa itu masyarakat menganut kepercayaan animism, sehingga menyanyi di gunakan pada upacara-upacara pemujaan kepada yang didewakan kegiatan menyanyi pada waktu itu dikenal sebagai ; Sasambo, kakalanto, kakumbaeda, papantung, tatingung, mengonong / mamuna U wera yang dalam modus non diatonis dilantunkan secara berbalas-balasan dengan syair dalam bahas daerah / sasra sasahara / sasalili.

Seiring dengan peradaban kemudian menyanyi ini dikenal dengan sebutan “mebawalase” yang terkait dengan bahas Indonesia “balaas” atau “nyanyi baku balas” yang menjadi ciri khas utama. Dengan masuknya Agama Kristen yang di bawah oleh para
Zending dari belanda, kegiatan menyanyi kembali mendapat sentuhan – sentuhan dan memberikan warna tersendiri dalam konteks music diatonic barat, sehingga mebawalase mulai di kenal dengan seabutan Masamper yang diambil dari bahasa Belanda “Zangfereeninging /Zangfeer” atau paduan suara atau kegiatan menyanyi secara bersama-sama.

Selanjutnya tardisi menyanyi ini semakin berkembang dengan pesat dan luas sejak tahun 1938, menggantikan nyanyian rakyat dahulu kala (sasambo). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Masamper / mebawalase adalah merupakan kegiatan bernyanyi bersama-sama secara berkelompok dan saling berbalas-balasan nyanyian dengan kelompok lain (lawan). Masing-masing kelompok di pimpin oleh seorang “Pangaha” yang tugasnya menata music, menata pola acting dan mengangkat lagu, apakah itu lagu pertama atau lagu pembalasan pada setiap tema atau subtema. Lagu yang dinyanyian pertama pada setiap pergantian tema/subtema, statusnya sebagai lagu soal / pertanyaan, maka lagu balasannya statusnya sebagai jawaban atau respon terhadap lagu pertama.

Masamper / Me bawalase pada hakekatnya sebagai media pengungkapan jiwa, pengekpresian jati diri dan secara khusus mengandung mengandung nilai yang yang universal, Religius, Interaksi / komunikasi Sosial Etika/Moral, Historis, Cinta Bangsa dan Tanah Air, pendidikan, Identitas Kultural serta nilai estetika. Etnik Sangihe patut berbangga karena kesenian daerah ini sudah “Mendunia”.

 

sumber: sangihekab.go.id



Destinasi lain di Kawasan Sulawesi Utara


Koordinat: 3.5282, 125.5508
Destinasi di Sekitar

KategoriJumlah
Wisata Alam50
Wisata Buatan5
Wisata Budaya3
Taman Nasional2
  • Share Via