KABUPATEN MALUKU TENGAH, Maluku
Tifa ditabuh bertalu-talu. Alunan irama monotonik mengiringi wangi kemenyan yg menyeruak. Sebatang bambu dibekap 7 laki-laki bertelanjang dada, berikat kepala merah dan bercelana selutut merah. Bambu sepanjang sekitar 2,5 meter itu berdiameter sekitar 8 cm. Seorang pawang berbaju hitam dan celana pendek merah, meniupkan asap kemenyan yang dibakar di batok kelapa. Alunan tifa dengan ketukan teratur tetap mengiringi. Sejurus kemudian ketujuh laki-laki mulai bergerak menyesuaikan diri dengan gerakan bambu. Konon roh-roh leluhur masuk ke dalam bambu. Sejurus kemudian, bambu dan ketujuh laki-laki itu bergerak liar ke sana kemari. Gila. Tatkala gerakan mulai tak terkendali, pawang satu lagi yang berbaju merah datang mendekat. Di tangannya juga tergenggam batok kelapa tempat membakar kemenyan. Asapnya ditiupkan ke bambu. Alunan irama tifa tetap teratur teralun.
Panitia Ambonesia Photo Competition (APC) 2011 menghadirkan atraksi khas warisan leluhur masyarakat Maluku ini untuk difoto para peserta. Angin laut berhembus lembut di Pantai Hunimua, yang juga terkenal dengan sebutan Pantai Liang. Di sela-sela irama monotonik tifa, para fotografer sesekali berhamburan lantaran bambu gila yang menyeruduk tak terkendali.
Konon atraksi bambu gila bukan sekedar pertunjukan mistis belaka. Masyarakat setempat yakin atraksi ini diwariskan untuk melambangkan kegotongroyongan rakyat. Budaya luhur warisan nenek moyang untuk kesejahteraan hidup generasi penerus.
Sumber : https://swaelaruno.wordpress.com/budaya/tarian-adat-2/
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 22 |
Wisata Buatan | 1 |
Wisata Budaya | 8 |
Taman Nasional | 1 |