KABUPATEN MAJALENGKA, Jawa Barat
Gereja Zendings di Cideres yang terletak di ruas jalan Cirebon-Bandung, tepatnya di depan RS Cideres, Desa Cideres, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka diyakini sebagai gereja tertua yang ada di Majalengka. Gereja tersebut, menurut keterangan Humas Gereja se-Kabupaten Majalengka Sabungan Simatupang disertai bendahara gereja Zendings, Arif, didirikan pada pada 11 Januari 1885 oleh J Verhoeven asal Belanda yang sengaja datang ke Jawa Barat untuk menyebarkan Injil bersama dengan sejumlah temannya yang juga diutus organisasi bernama Nederlandsche Zendings Vereeniging pada 16 Agustus tahun 1862. Konon, semula J Verhoeven yang juga sebagai dokter datang ke Indramayu dan tinggal bersama dengan iparnya LJ Zegers namun dia kemudian disarankan untuk ke Majalengka dan tinggal di Majalengka mulai 29 Juni 1876 . Pada 1 September tahun 1882, J Verhoeven bersama istrinya Margaretha Danen serta dua pembantunya pindah ke Cideres dan tinggal di rumah yang dibelinya di pinggir sungai Cideres depan RSU Cideres, yang rumahnya saat ini nampak masih sangat kokoh berukuran kurang lebih 10 X 15 m walaupun kabarnya hingga kini belum pernah direnovasi. Hampir semua ruangan mendapatkan pencahayaan yang cukup dengan jendela yang ukurannya lebar serta tinggi. Malah, pintu depan berukuran hingga mencapai sekitar 2 meter. Rumah tersebut terdiri atas ruang tamu yang ukurannya cukup luas, ruang tengah, dua kamar tidur yang dilengkapi dengan kamar mandi, serta dapur dan satu ruangan yang cukup luas hampir menyatu dengan ruang tengah.
Tiga tahun kemudian J Verhoeven mendirikan gereja tak jauh dari rumahnya atau hanya berjarak sekitar 30 meter. Gereja tersebut berukuran kurang lebih 10 m X 20 m, kaca jendela ukurannya lebar serta tinggi, kusennya juga sangat kokoh dan dipasangi jeruji besi. Semua pintu cukup lebar, gagang kunci masih terpasang asli seperti saat awal. Selain membangun gereja, dia juga membangun rumah dinas untuk pendeta yang terletak sebelah barat gereja berjarak sekitar 7 meter.
Menurut Sabungan Simatupang, Arif, dan Beni Yusuf, Majelis Jemaat gereja Zendings, gereja tersebut pernah mengalami revovasi terutama bagian lantai yang semula tegel bercorak diganti dengan keramik, demikian juga dengan sebagian dinding bagian depan dan langit-langit karena biliknya sudah rapuh. Namun tidak diketahui secara persis kapan bagian langit-langit tersebut direnovasi karena sudah cukup lama.
Diabarkan, pendeta J Verhoeven pula yang megelola dan menggagas berdirinya RS Cideres saat itu bersama istriya yang juga adalah perawat. Sayangnya, bangunan asli RS Cideres kini punah. Bangunan RS dipugar terakhir kali sekitar 4 tahun lalu.
“Gereja ini mampu menampung sebanyak kurang lebih 250 orang, makanya kalau Natal tidak bisa menampung seluruh jemaat karena banyak yang berasal dari luar kota yang pulang kampung sehingga kami berupaya membangun gedung baru di sampingnya,” kata Sabungan.
Untuk membangun gereja tersebut, mereka juga dibantu cucu dari J Verhoeven yang kini tinggal di Belanda.
“Tuan J Verhoeven bersama istrinya, Margaretha Danen, serta beberapa pengkutnya di makamkan di kompleks Pabrik Gula Kadipaten yang saat ini menjadi Toserba Surya. Pada saat Toserba dibangun, 15 makam yang ada di sana dipindahkan ke sini, di lahan yang masih menjadi milik Gereja,” kata Beni.
Di gereja tersebut terdapat 15 pendeta yang bertugas sejak masa J Verhoeven hingga sekarang. Mereka di antaranya adalah Zen TnVerhoeven, Zen Tn AKDe Groot, pdt. Yustus Salim (1934), Pdt. Sumarna Kartawangsa (pdt konsulen-smd 1955-1958), Pdt. Odeh Suwardi STh (1957-1959), GI Enos Salimoen (..-1963), Pdt. Domigoes Lessy (1963-1965), dan kini Johan Hendrik Mentang.
Geraja Zendings adalah gereja yang jemaatnya paling banyak terutama saat Natal, karena selain berasal dari tiga desa seperti desa Gandasari, Genteng, dan Cipaku, juga datang dari sejumlah daerah di Majalengka. Tak heran bila pada saat Natal atau hari besar lainnya, gereja itu dijaga banyak petugas.
Sumber : https://situsbudaya.id/sejarah-gereja-zendings-majalengka/
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 20 |
Wisata Buatan | 23 |
Wisata Budaya | 55 |
Taman Nasional | 3 |